RUMPUT salah satu tumbuhan liar yang biasa kita jumpai di pekarangan rumah, tepi jalan, kebun, atau lahan pertanian atau di halaman sekolah. Rumput memang jarang dimanfaatkan. Sehingga terlihat seperti tumbuhan yang tidak berguna. Jumlah rumput di musim penghujan jauh lebih banyak dibanding musim kemarau.
Rumput dapat tumbuh dan berkembang dimanapun bahkan di halaman sekolah. Keberadaan rumput akan merugikan jika tumbuh di sekitar tanaman budidaya, karena berperan sebagai gulma yang akan melakukan kompetisi dengan tanaman budidaya dalam memperebutkan hara, air, udara, maupun sinar matahari. Oleh sebab itu, rumput di halaman sekolah biasanya akan dikendalikan dengan penyemprotan herbisida atau dicabut dan dibuang.
Selain rumput di halaman sekolah terdapat guguran daun. Daun berasal dari pohon-pohon di sekitar halaman sekolah. Jumlahnya sangat melimpah.
Bila sampah (guguran daun maupun rumput) dibuang secara sembarangan tanpa ada pengelolaan yang baik maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan. Pandangan mata juga tidak enak. Sampah yang dibiarkan akan mendatangkan serangga (lalat, kecoa, kutu dan lain-lain). Membawa kuman penyakit.
Melalui analisa, daun maupun rumput mengandung unsur makro dan mikro yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Unsur makro merupakan unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak. Unsur tersebut berupa nitrogen, fosfor, hidrogen, kalium, magnesium, kalsium, belerang, sulfur, karbon, oksigen. Sedangkan unsur mikro merupakan unsur yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit namun keberadaannya sangat dibutuhkan. Unsur tersebut berupa boron, tembaga, seng, molibdenum, mangan, klor, natrium, kobalt, silikon dan nikel.
Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sampah organik. Seperti sayuran, daun dan ranting, serta kotoran hewan melalui proses degradasi/ penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Dalam pembuatan pupuk kompos dari rumput dan daun maka bahan yang dibutuhkan selain rumput adalah EM4, gula, dedak, dan air. Rumput merupakan bahan organik utama dalam pembuatan kompos.
EM4 digunakan untuk menguraikan bahan organik tanpa menimbulkan panas tinggi karena mikroorganisme anaerob bekerja dengan kekuatan enzim. EM4 tersebut terdiri dari 95 persen Lactobacillus sp. Gula dan dedak digunakan sebagai bahan makanan mikroorganisme pada EM4 agar mikroorganisme tersebut dapat berperan aktif dalam proses penguraian. Sedangkan air digunakan untuk kelembaban bahan organik. Biasanya kelembaban dibutuhkan 30-40 persen.
Cara pembuatannya daun maupun rumput dicacah. Tujuannya untuk mempermudah proses dekomposisi, kemudian ditambahkan EM4, dedak, gula, dan air. Setelah tercampur rata, dimasukan ke dalam plastik hitam atau wadah tertutup, dapat juga ditanam di dalam tanah dan didiamkan selama dua bulan. Semakin lama proses pengomposan maka akan semakin bagus hasilnya. Kondisi selama proses pengomposan perlu dijaga agar mikroorganisme dapat bekerja secara optimal.
Jika kelembaban terlalu rendah atau tinggi maka dapat menyebabkan mikroorganisme tidak berkembang bahkan mati. Alasan media yang digunakan berupa plastik hitam atau wadah tertutup, karena proses pengomposan harus dilakukan di tempat yang teduh atau terlindung dari sinar matahari dan hujan secara langsung. Jika menggunakan plastik hitam, maka harus diikat karena proses pengomposan terjadi secara anaerob atau tidak memerlukan oksigen. Semakin lama pengomposan warna bahan organik tersebut akan berubah menjadi warna cokelat. Bahkan nantinya bisa berubah warna mendekati gelap. Selain itu, juga terdapat jamur berwarna putih yang semakin lama jumlahnya semakin banyak. Hal-hal tersebut suatu indikator bahwa aktivator pada EM4 berperan dalam proses penguraian bahan organik dengan bantuan air, dedak, dan gula. Semakin lama pengomposan akan timbul bau seperti tape atau alkohol, maka bau tersebut dapat dijadikan indikator bahwa proses fermentasi dalam pengomposan telah berhasil dan pupuk telah siap untuk diaplikasikan pada tanaman budidaya.
Kompos sangat bermanfaat bagi proses pertumbuhan tanaman. Kompos tidak hanya mensuplai unsur hara bagi tanaman, namun dapat memperbaiki struktur tanah serta menjaga fungsi tanah, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Selain itu memperbaiki kondisi fisik tanah walaupun unsur hara sudah ada tetapi jumlahnya sedikit. Pupuk kompos berperan dalam menjaga fungsi tanah agar unsur hara dalam tanah mudah dimanfaatkan oleh tanaman. Seperti mengembalikan kesuburan tanah
Kegiatan pemanfaatan rumput dan daun sekolah menjadi kompos perlu dilakukan oleh warga sekolah yang berguna bagi kesehatan lingkungan. Sebab, dibanding pupuk kimia, pupuk kompos dinilai lebih ramah pada tanah. Menggunakan pupuk kimia di lahan pertanian, serta melakukan aktivitas pembakaran sampah secara berlebihan, bisa berdampak buruk bagi lingkungan. Lebih baik sampah dijadikan pupuk kompos, karena lebih ramah lingkungan dan biaya pembelian pupuk oleh sekolah dapat dihemat. Diharapkan pembuatan kompos akan menjadi booming. Sehingga menciptakan kehidupan yang ramah lingkungan. (*)