Pendidikan merupakan proses pembelajaran dalam usaha mengembangkan pribadi peserta didik untuk memiliki rasa cinta terhadap dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat bangsa dan Negara”.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilaksanakan. Dalam GBHN dan REPELITA selalu dicantumkan upaya peningkatan mutu sebagai salah satu prioritas pembangunan di bidang pendidikan. Berbagai inovasi dan program pendidikan juga telah dilaksanakan misalnya pengembangan kurikulum nasional dan local, peningkatan potensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana dan juga peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indicator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti (Manajemen Berbasis Sekolah 2005). Perlu suatu usaha meningkatan pendidikan yang bukan hanya diarahkan pada peningkatan kemampuan guru, pengadaan saranadan prasarana pendidikan, tetapi perlu dikembangkan pende katan atau upaya lain. Salah satu pendekatan yang perlu mendapat perhatian adalah pendekatan kepemimpinan. Mengingat unsur ini secara langsung mempengaruhi jalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Peran kepala sekolah sangat besar dalam pencapaian tujuan pendidikan sehingga dapat dikatakan suskes tidaknya kegiatan sekolah sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepala sekolah itu sendiri (pelangi pendidikan 2005 : 22).
Berbagai permasalahan yang ada di sekolah yang sedang hangat-hangatnya berkembang sekarang ini diantaranya adalah pelaksanaan kurikulum 2013 atau yang biasa disebut dengan K13 dan pengelolaan keuangan dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang memerlukan pengelolaan secara transparan dan sungguh-sungguh. Hal ini merupakan suatu seni dan tantangan bagi kepala sekolah dalam kepemimpinannya disamping komponen-komponen lainnya yang dapat menghambat terhadap penyelenggaraan pendidikan untuk berkiprah kearah yang lebih baik dan optimal.
Berbagai permasalahan dan tantangan diatas sangat membutuhkan kemampuan kepala sekolah dalam memimpin dan menggerakkan semua unsur warga sekolah serta stakeholder, sehingga pihak-pihak tersebut merasa bertanggung jawab dalam proses pencapaian target dan disiplin yang ditetapkan. Semua pihak tersebut merasa memperoleh penghargaan terhadap potensi dan kemampuan sekecil apapun sumbangannya terhadap sekolah.
Bertitik tolak dari konsep-konsep dan teori tentang disiplin dan kepemimpinan yang efektif kepala sekolah dapat diuraikan dalam mengelola organisasi sekolah dan sumber daya yang ada untuk mencapai kedisiplinan secara efektif dan efisien. Peningkatan mutu sekolah melalui disiplin dan kepemimpinan yang efektif merupakan salah satu input sekolah yang memiliki tugas dan fungsi yang sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses persekolahan. Peran serta masyarakat khususnya orang tua dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional selama ini telah membuat jarak dengan lingkungan masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan sepenuhnya kejasama antara sekolah dengan masyarakat demi terciptanya pendidikan yang efektif dan disiplin.
Dalam lingkup sekolah, secara garis besar fungsi kepemimpinan kepala sekolah bertumpu pada pencapaian tujuan sekolah yang dirumuskan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan yang terdapat pada Permen Diknas Nomor 23 tahun 2006 sebagai berikut :
- Sekolah telah menyusun standar Kompetensi lulusan yang berwawasan Global sesuai dengan kurikulum yang ada.
- Sekolah telah mencapai Standar kompetensi lulusan 8,50 untuk semua mata pelajaran.
- Sekolah telah menghasilkan standar lulusan yang Terampil dalam IT.
- Sekolah telah mengembangkan Olimpiade matematika,dan IPA,untuk menjuarai lomba tingkat kabupaten, provinsi maupun Nasional.
- Sekolah telah telah mewujudkaan kurikulum yang berwawasan global dan telah mewujudkan kompetensi dasar dan indikator sebagai rincian dari kompetensi inti.
- Sekolah telah mengembangkan system perawatan sekolah yang sistimatis dan efektif.
- Sekolah telah melaksanakan pengembangan manajemen pengelolahan SDM pembelajaran sarana dan prasarana,kurikulum penilaian , kesiswaan dan admistrasi secara kompetensi untuk member layanan bertaraf nasional.
- Sekolah telah menerapkan MBS secara Penuh.
- Sekolah telah mampu mengembangkan Model penilaian yang disesuaikan dengan model pembelajaran terbaru.
- Sekolah telah memiliki lingkungan sekolah yang kondusif , bersih indah , rindang , dan nyaman untuk mendukung proses belajar mengajar yang baik.
- Menciptakan sekolah sehat dan berwawasan lingkungan.
Upaya pencapaian tujuan sekolah tersebut tentunya membutuhkan strategi kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinan disekolah. Ada beberapa tipe kepala sekolah dalam memimpin,yaitu :
- Tipe kepemimpinan otoriter
- Tipe kepemimpinan demokrasi, dan
- Tipe kepemimpinan laissez-faire
Dalam hal ini kepala sekolah yang bijak, menerapkan tipe Kepemimpinan yang efektif maksudnya adalah bahwa kepemimpinan itu situasional, artinya suatu tipe kepemimpinan dapat efektif untuk situasi tertentu dan kurang efektif untuk situasi yang lain. Selain strategi seorang kepala sekolah juga harus memiliki prinsip dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya disekolah. Beberapa prinsip kepala sekolah dalam kepemimpinannya, antara lain :
- Konstruktif
- Kreatif
- Partisipatif
- Kooperatif
- Delegatif
- Integrative
- Rasional dan Objektif
- Adaptabel dan Fleksibel
Ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya adalah sebagai berikut :
- Kepribadian yang kuat, bahwa kepala sekolah harus mengembangkan pribadi percaya diri, berani, semangat, murah hati dan memiliki kepekaan sosial.
- Memahami tujuan pendidikan dengan baik, bahwa dengan pemahaman yang baik dari seorang kepala sekolah merupakan bekal utama agar dapat menjelaskan kepada guru addan staf, siswa dan pihak lain serta menemukan strategi yang tepat untuk mencapainya.
- Pengetahuan yang luas, kepala sekolah memiliki pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya maupun bidang lain yang terkait.
Untuk mencapai visi dan misi tersebut, prinsip yang diterapkan khususnya tentang disiplin adalah “3T”, yaitu : Teladan, Teguran, dan Tindakan. Seorang kepala sekolah dalam menciptakan disiplin yang pertama harus dilakukan adalah memberikan teladan contoh baik kepada rekan kerja (guru), maupun kepada siswa dengan harapan dapat meniru perilaku yang baik (sesuai dengan aturan maupun norma yang ada) serta terhadap sesama karyawan. Seorang kepala sekolah juga harus mampu menegur dan teguran itu tidak membuat orang yang ditegur merasa tersinggung.Teguran ada dua yaitu teguran lisan dan teguran tertulis, tergantung dari segi pelanggaran yang dilakukan oleh orang yang diberi teguran. Seorang kepala sekolah pun harus berani memberi tindakan namun tindakan itu harus didasari dengan kebijakan tergantung dari segi pelanggaran atau perbuatan yang akan diberi tindakan.